Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang genomik, telah menghadirkan cara baru dalam dunia kedokteran modern. Salah satunya adalah pengobatan presisi (precision medicine), yaitu pendekatan medis yang disesuaikan dengan karakter genetik, lingkungan, dan gaya hidup setiap pasien.
Untuk memperkuat kemampuan tenaga medis dan mempercepat penerapan layanan kesehatan berbasis genomik, RS Kanker Dharmais mengadakan pertemuan bertajuk “Cancer Genomics for Precision Medicine” secara hybrid pada Selasa–Jumat, 21–24 Oktober 2025, bertempat di Auditorium Utama RS Kanker Dharmais.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS, menyampaikan bahwa pemerintah melalui Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) berkomitmen untuk memperkuat riset dan layanan berbasis genomik di Indonesia. Program ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan transformasi sistem kesehatan nasional, terutama di bidang farmasi, alat kesehatan, dan layanan kanker terpadu.
Pendekatan genomik membantu para tenaga medis memahami mutasi genetik dan ekspresi molekuler yang menjadi penyebab kanker, sehingga pengobatan dapat diberikan secara lebih tepat, efektif, dan efisien.
“Dengan pendekatan ini, pengobatan tidak lagi bersifat 'one size fits all', tetapi benar-benar personalized medicine yang berfokus pada individu pasien,” katanya.
Pengembangan bidang genomik di Indonesia perlu diarahkan untuk mendukung transformasi layanan kesehatan nasional, baik melalui penguatan riset, produksi alat diagnostik, maupun pemanfaatan data genomik secara aman dan beretika.
Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan berkomitmen membangun ekosistem inovasi kesehatan yang mendukung kemandirian dalam produksi alat diagnostik molekuler dan terapi berbasis genomik di dalam negeri. Sinergi antara rumah sakit, universitas, lembaga riset, serta industri farmasi dan alat kesehatan menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem kedokteran presisi yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Dengan menjadi bagian dari transformasi ini, dengan mulai mengembangkan kapasitas laboratorium, biobank, dan sistem manajemen data pasien yang terintegrasi dengan kebijakan nasional. Langkah-langkah tersebut akan memperkuat kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan penyakit kronis dan degeneratif di masa depan,” ujar Lucia.
Dalam kegiatan pertemuan Cancer Genomics for Precision Medicine ini, Lucia berharap seluruh peserta, baik dari rumah sakit pusat maupun jejaring daerah dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai bagaimana teknologi genomik dapat diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi ilmu, tetapi juga menjadi platform kolaborasi nasional bagi tenaga medis, peneliti, akademisi, dan pembuat kebijakan untuk bertukar gagasan serta pengalaman,” harapnya.
Plt. Direktur Utama RSK Dharmais, dr. R. Soeko W. Nindito D., MARS mengatakan pertemuan Cancer Genomics for Precision Medicine sebagai bagian dari implementasi Rencana Kanker Nasional dan program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga medis mengenai risiko mutasi genetik pada kanker, serta memperkuat kemampuan analisis bioinformatika dan pemanfaatan data genomik dalam proses diagnosis dan terapi.
Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, peneliti, akademisi, dan pembuat kebijakan dalam memahami perkembangan terkini pengobatan kanker berbasis genomik.
“Pendekatan genomik sendiri memungkinkan identifikasi mutasi genetik spesifik yang berperan dalam perkembangan maupun respons terapi kanker, sehingga mendukung penerapan pengobatan presisi (precision medicine) di Indonesia,” terang dr. Soeko.
Lebih lanjut, dr. Soeko menjelaskan bahwa forum ini juga menjadi wadah dialog antar pakar dan pemangku kepentingan untuk membangun kolaborasi serta merumuskan rekomendasi strategis bagi penerapan layanan kesehatan berbasis genomik di Indonesia.
“Wadah kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, peneliti, dan praktisi medis untuk memperkuat ekosistem riset serta pelayanan kanker berbasis teknologi genomik,” tambahnya.
Sebanyak 17 orang berperan sebagai narasumber, terdiri atas 8 narasumber lintas sektor serta 9 narasumber dari Kementerian Kesehatan dan RS Kanker Dharmais. Kemudian, peserta yang turut berpartisipasi berasal dari pusat dan daerah, yang mencakup dari instansi pusat, termasuk unit-unit di Kementerian Kesehatan, Balai Besar Biomedis dan Genomika, RS Kanker Dharmais, serta 56 rumah sakit di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
dr. Soeko juga menyampaikan acara Cancer Genomics for Precision Medicine merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-32 RS Kanker Dharmais, yang mengusung semangat transformasi layanan kesehatan menuju era kedokteran presisi.
“Kegiatan ini mencerminkan komitmen RS Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional untuk mendukung kebijakan nasional serta memperkuat inovasi riset genomik demi kemajuan pelayanan kanker di Indonesia,” tutup dr. Soeko.
Leave a Comment